ETNIS CINA JAMBI DI KELURAHAN TALANG BANJAR DAN TALANG JAUH TAHUN (1985-2020)

Penulis

  • Shuraya Auliya Universitas Andalas

Kata Kunci:

Talang Banjar, Talang Jauh, Etnis Cina, Tahun 1985-2020

Abstrak

Kelurahan Talang Banjar yaitu Talang Banjar telah berkembang dengan permukiman yang tidak lagi homogen suku bangsa dari Banjar. Berbagai suku sudah memenuhi kawasan ini. Apalagi dengan didirikannya pasar dan beberapa bangunan ruko di kawasan ini kegiatan ekonomi dan usaha berbagai etnis menyemarakkan kawasan yang semakin berkembang sejalan dengan perkembangan kualitas alur transportasi melalui rute-rute angkutan kota. Sedangkan kelurahan Talang Jauh, awalnya Talang Jauh dilafalkan sebagai Talang Jawo. Kisahnya anak Orang Kayo Hitam yaitu Pangeran Temenggung gelar kabul dibukit yang ibunya dari keturunan kerajaan Mataram (Jawa) dikenal sebagai ulama penyebar agama Islam di Jambi bersama ayahnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian ilmu sejarah dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial. Penggunaan konsep ilmu sosial sangat penting untuk mendukung penulisan karya sejarah. Tahap pertama dari penelitian ini adalah heuristik atau pengumpulan sumber yang dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, arsip, atau dokumen-dokumen penting lainnya. Sementara studi lapangan dengan cara wawancara dengan sumber primer. Selanjutnya pada sumber yang terkumpul itu dilakukan kritik sumber untuk memilah sumber mendapatkan fakta. Tahap selanjutnya adalah interpretasi fakta dan terakhir adalah penulisan sejarah dalam bentuk tesis. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa etnis Cina secara ekonomi maju dan adanya kebanyakan etnis Cina ada di RT 1, 2, 3, 4, kelurahan Talang Banjar. Letak geografis strategis, dataran tinggi, pusat perdagangan. Asal usul kedatangan etnis Tionghoa memang sudah ada di Jambi dan ada juga pendatang sedangkan kelurahan Talang Jauh asal usul kedatangan etnis Cina asli nenek moyang, campuran penduduk Cina, interaksi akrab, rata-rata orang Tionghoa dan di daerah belakang agama Islam, campuran. Talang Banjar mempunyai 35 RT, penduduk Cina hampir ada dari RT 1 sampai 35 tetapi kalau melihat jumlah tidak bisa menghitung. Berdasarkan siklus statistik, setiap tahun ada BPS, hampir ada 12.000 penduduknya kurang lebih. Letak geografis kelurahan Talang Jauh adalah dataran tinggi, sehingga tidak banjir. Penduduk Cina 2.500 kurang lebih, 80% Cina, ada sebuah RT 11. Etnis Cina tertutup, sebagian kecil yang mau bergaul masyarakat (sesama etnis Cina), agak susah bergabung / bergaul karena adat istiadat berbeda. Perdagangan di kelurahan Talang Banjar ditemukan ada banyak toko atau ruko yang telah di bangun. Contohnya: Refleksi keluarga jariku, Precious, Kertas sembahyang, dupa, kemenyan, aliran kepercayaan agama Konghucu, Istana elektronik, Jam seiko, Sumber jaya, TB (Toko Bangunan) berkat, Dekson, Apotik enam sembilan.

Talang Banjar Village, namely Talang Banjar, has developed with settlements that are no longer homogeneous ethnic groups from Banjar. Various tribes have filled this area. Especially with the establishment of markets and several shophouse buildings in this region, economic and business activities of various ethnicities enliven the growing area in line with the development of the quality of transportation flows through city transportation routes. While Talang Jauh, initially Talang Far was pronounced as Talang Jawo. The story is that the son of the Black Kayo People, namely Prince Temenggung, the title of kabul on the hill, whose mother from the royal lineage of Mataram (Java) was known as a cleric who spread Islam in Jambi with his father. This research was conducted using historical science research methods with a social sciences approach. The use of social science concepts is very important to support the writing of historical works. The first stage of this research is heuristics or source collection carried out with literature studies and field studies. Literature studies are conducted to obtain written sources such as books, archives, or other important documents. While field studies by way of interviews with primary sources. Furthermore, in the collected sources, source criticism is carried out to sort out sources to get facts. The next stage is the interpretation of facts and finally is the writing of history in the form of a thesis. From the results of the study, it was obtained that ethnic Chinese are economically developed and there are most ethnic Chinese in RT 1, 2, 3, 4, Talang Banjar sub-district. Strategic geographical location, highlands, trading centers. The origin of the arrival of ethnic Chinese already exists in Jambi and there are also immigrants while the village of Talang Far the origin of the arrival of ethnic Chinese native ancestors, mixed Chinese population, close interaction, average Chinese and in the back area of Islam, mixed. Talang Banjar has 35 RTs, the Chinese population is almost from RT 1 to 35 but if you look at the number you can't count. Based on the statistical cycle, every year there is a BPS, there are almost 12,000 inhabitants more or less. The geographical location of Talang Far village is a plateau, so it is not flooded. The population of China is 2,500 approximately, 80% Chinese, there is an RT 11.  Closed Chinese ethnicity, a small number who want to associate with the community (fellow ethnic Chinese), are rather difficult to join / get along because of different customs. Trading in Talang Banjar sub-district found that there are many shops or shophouses that have been built. Examples: My finger family reflection, Precious, Prayer paper, incense, frankincense, Confucian religious belief, Electronic palace, Seiko clock, Sumber jaya, TB (Building Store) blessing, Dekson, Apotik six nine.

Unduhan

Diterbitkan

2023-12-31