DARAH PEMUDA, AIR TELAGA: RUANG SOLIDARITAS SOSIAL PEMUDA TANJUNG

Penulis

  • Ilham Pahlawi Universitas Gadjah Mada

Kata Kunci:

Solidaritas Sosial, Ruang Sosial, Telaga Air Merah

Abstrak

Pengembangan wisata Telaga Air Merah di Desa Tanjung bukan sekadar strategi ekonomi alternatif, melainkan juga arena sosial yang memperkuat solidaritas pemuda Desa Tanjung. Berawal dari inisiatif kolektif, pemuda Tanjung memanfaatkan lahan bekas PDAM yang terbengkalai dan mengubahnya menjadi destinasi wisata berbasis komunitas. Melalui kerja gotong royong yang intens, wisata ini lahir bukan hanya menjadi sumber pendapatan, melainkan ruang bagi pemuda untuk membangun jaringan sosial, mengasah kerja sama tim, dan memperkuat identitas kolektif mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi untuk melihat bagaimana wisata Telaga Air Merah di Desa Tanjung berperan sebagai wadah solidaritas sosial. Setelah melakukan penelitian dan observasi selama dua bulan di Desa Tanjung, penelitian ini mengungkap bahwa keberlanjutan wisata Telaga Air Merah tidak hanya ditentukan oleh aspek ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga aspek modal sosial dari kekuatan ikatan sosial pemuda Tanjung dalam mengelola dan mempertahankan ruang yang mereka ciptakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas sosial pemuda Desa Tanjung terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari praktik gotong royong, negosiasi peran dalam pengelolaan, hingga strategi menghadapi tantangan wisata. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa wisata Telaga Air Merah tidak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata saja, tetapi juga sebagai ruang produksi sosial yang mencerminkan dinamika hubungan antaranggota komunitas di dalamnya.

The development of Telaga Air Merah tourism in Tanjung Village is not merely an alternative economic strategy but also a social arena that strengthens the solidarity of the village’s youth. Initiated collectively, the youth of Tanjung utilized an abandoned former PDAM and transformed it into a community-based tourism destination. Through intensive mutual cooperation (gotong royong), this tourism initiative not only serves as a source of income but also as a space for young people to build social networks, enhance teamwork, and reinforce their collective identity. This study employs an ethnographic approach to examine how Telaga Air Merah tourism in Tanjung Village functions as a platform for social solidarity. After conducting research and observations over two months in Tanjung Village, this study reveals that the sustainability of Telaga Air Merah tourism is not solely determined by economic and infrastructural factors but also by the social capital derived from the strong social bonds among the youth in managing and maintaining the space they have created. The findings indicate that the social solidarity of Tanjung’s youth is manifested in various forms, including mutual cooperation practices, role negotiations in management, and strategies to address tourism related challenges. Thus, Telaga Air Merah tourism is not merely a tourist destination but also a space for social production that reflects the dynamics of community relationships within it.

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-30