RESISTENSI PEREMPUAN TERHADAP KONSTRUKSI PATRIARKI DALAM ANTOLOGI PUISI AKU BUKAN MASA DEPAN KARYA SHINTA FEBRIANY: KAJIAN FEMINISME POSTMODERN LUCE IRIGARAY

Penulis

  • Akmal Ansyari Universitas Negeri Medan
  • Malan Lubis Universitas Negeri Medan

Kata Kunci:

Feminisme Postmodern, Puisi Perempuan, Resistensi Patriarki

Abstrak

Penelitian ini membahas bentuk resistensi terhadap konstruksi budaya patriarki dalam antologi puisi Aku Bukan Masa Depan karya Shinta Febriany melalui perspektif feminisme postmodern Luce Irigaray. Fokus utama kajian ini adalah bagaimana stereotip terhadap perempuan serta bahasa perempuan diekspresikan dalam puisi sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi laki-laki dan konstruksi gender yang membelenggu. Puisi-puisi Shinta Febriany merepresentasikan tubuh dan pengalaman perempuan sebagai medan perlawanan, dengan memanfaatkan diksi yang sarat makna simbolik dan metaforis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan pendekatan feminisme postmodern yang memusatkan perhatian pada bahasa sebagai alat ideologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi-puisi dalam antologi ini menampilkan upaya penyair untuk memaknai ulang tubuh, feminitas, dan pengalaman perempuan sebagai subjek yang otonom. Dengan demikian, karya-karya Shinta Febriany menjadi bentuk artikulasi suara perempuan yang merayakan keberbedaan dan keberagaman identitas gender secara kritis dan kreatif.

This study discusses the form of resistance to patriarchal cultural construction in the poetry anthology Aku Bukan Masa Depan by Shinta Febriany through the perspective of Luce Irigaray's postmodern feminism. The main focus of this study is how stereotypes of women and women's language are expressed in poetry as a form of resistance to male domination and gender construction that shackles. Shinta Febriany's poems represent women's bodies and experiences as a field of resistance, by utilizing diction that is full of symbolic and metaphorical meaning. The method used in this study is qualitative analysis with a postmodern feminist approach that focuses on language as an ideological tool. The results of the study show that the poems in this anthology display the poet's efforts to reinterpret women's bodies, femininity, and experiences as autonomous subjects. Thus, Shinta Febriany's works become a form of articulation of women's voices that celebrate the differences and diversity of gender identities critically and creatively.

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-30