SERABI NOTOSUMAN SEBAGAI IDENTITAS SOSIAL PEMBENTUK KEBANGGAAN DAERAH KOTA SOLO
Kata Kunci:
Serabi Notosuman, Identitas Budaya, Kebanggaan Daerah,, Kuliner Tradisional, Solo, Pelestarian BudayaAbstrak
Artikel ini mengkaji peran Serabi Notosuman sebagai simbol kuliner yang merepresentasikan identitas budaya dan kebanggaan daerah Kota Solo. Melalui pendekatan kualitatif, data diperoleh dari observasi langsung terhadap proses pembuatan serabi serta wawancara mendalam dengan pelaku usaha generasi ketiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Serabi Notosuman tidak hanya berfungsi sebagai makanan tradisional, tetapi juga telah menjadi ikon budaya yang sarat nilai historis, spiritual, dan sosial. Identitas Serabi Solo terbentuk melalui konstruksi sosial yang terus berkembang seiring dengan dinamika pasar dan globalisasi, sebagaimana dijelaskan oleh teori identitas budaya Stuart Hall. Meskipun mengalami adaptasi dalam aspek pemasaran dan distribusi, serabi tetap mempertahankan teknik produksi tradisional yang menegaskan keasliannya. Kajian ini menegaskan pentingnya pelestarian kuliner lokal sebagai strategi penguatan identitas budaya dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya. Serabi Notosuman, dalam hal ini, menjadi contoh konkret bagaimana tradisi dapat bertahan dan bertransformasi menjadi sumber kebanggaan dan diplomasi budaya.