MAKNA FILOSOFIS DAN SOSIAL DALAM UPACARA PAABINGKON: TRADISI KELAHIRAN CUCU PERTAMA PADA SUKU BATAK SIMALUNGUN
Kata Kunci:
Paabingkon, Simalungun, Tradisi BatakAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna filosofis dan sosial dalam upacara Paabingkon yang dilaksanakan oleh masyarakat Simalungun, serta untuk membandingkannya dengan tradisi serupa di suku Batak lainnya, seperti Batak Toba, Batak Karo, dan Batak Mandailing. Fokus utama penelitian ini adalah memahami simbolisme, tahapan upacara, dan peran keluarga dalam menjaga kelangsungan budaya serta harapan untuk generasi yang akan datang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi pustaka. Wawancara dilakukan dengan informan kunci yang terdiri dari anggota keluarga, pemuka adat, dan masyarakat yang terlibat dalam upacara tersebut. Penelitian ini juga mengamati pelaksanaan Paabingkon serta tradisi serupa di suku Batak lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Paabingkon mengandung nilai-nilai keseimbangan, keharmonisan, dan penghormatan terhadap leluhur, yang tercermin dalam setiap tahapan upacara. Perbandingan dengan tradisi serupa di suku Batak lainnya menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam simbolisme dan pelaksanaan, semua tradisi ini memiliki tujuan yang sama untuk mempererat ikatan keluarga dan menjaga kelangsungan budaya