TRADISI SAMBUT RAMADHAN DI DESA SINDANG MANDI BANTEN: KAJIAN SOSIAL BUDAYA DAN KEAGAMAAN TENTANG RITUAL MEMASAK DI KUBURAN, ZIARAH, DAN PEMBERSIHAN MAKAM

Penulis

  • Aisyah Nur Hasna Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
  • Yusi Fathu Rohman Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
  • Ahmad Maftuh Sujana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Kata Kunci:

Tradisi Ramadhan, Desa Sindang Mandi, Budaya Lokal, Etnografi, Islam Nusantara

Abstrak

Penelitian ini membahas tradisi masyarakat Desa Sindang Mandi, Banten, dalam menyambut bulan suci Ramadhan melalui serangkaian ritual khas yang mencakup memasak di area pemakaman, ziarah kubur, dan pembersihan makam. Tradisi ini dipandang sebagai perpaduan antara nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dengan menggunakan pendekatan etnografi dan metode kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi makna sosial, spiritual, serta dinamika perubahan tradisi akibat pengaruh modernisasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa praktik ini tidak hanya menjadi wujud penghormatan terhadap leluhur, tetapi juga sarana mempererat solidaritas sosial dan memperkuat identitas budaya masyarakat Banten. Meskipun terjadi penyesuaian teknis dalam pelaksanaannya, esensi nilai gotong royong, penghormatan, dan kebersamaan tetap terjaga. Penelitian ini juga mengonfirmasi bahwa praktik tradisi lokal tetap hidup berdampingan dengan nilai Islam kontekstual yang berkembang di masyarakat Banten.

This study discusses the traditions of the Sindang Mandi Village community in Banten as they welcome the holy month of Ramadan through a series of unique rituals, including cooking in the cemetery area, visiting graves, and cleaning graves. This tradition is viewed as a blend of religious values and local culture that has been passed down through generations. Using an ethnographic approach and qualitative methods, this study examines the social and spiritual meanings, as well as the dynamics of changes in tradition due to modernization's influence. The research findings reveal that this practice is not only a form of respect for ancestors but also a means of strengthening social solidarity and the cultural identity of the Banten community. Although there are technical adjustments in its implementation, the core values of mutual cooperation, respect, and togetherness remain upheld. This study further confirms that local traditional practices continue to coexist with the contextual Islamic values developing within Banten society.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29