PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN WARISAN BUDAYA TRADISIONAL: STUDI KASUS PENINGGALAN SITUS NJAHI BODO DAN TRADISI SIRAMAN BARONGAN
Kata Kunci:
Njahi Bodo, Pelestarian, Siraman BaronganAbstrak
Situs Njahi Bodo dan Tradisi Siraman Barongan merupakan warisan budaya yang tidak ternilai harganya, sehingga hasil penelitian ini menjadi sangat penting sebagai bagian dari arsip sejarah yang dipatenkan serta diperkuat eksistensinya. Tradisi ini merupakan iring-iringan jaranan, reog, dan berbagai kesenian budaya lainnya dari grup kesenian se-kecamatan Sendang yang dilaksanakan di Desa Sendang setiap peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana Sejarah Situs Njahi Bodo dan Ritual Siraman Barongan, serta bagaimana perlindungan dan pelestarian dari warisan budaya tradisional tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menganalisis secara mendalam data yang diperoleh dengan wawancara kepada juru kunci, pemangku adat, dan kepala desa sendang, observasi dan dokumentasi di situs Mbah Bodo dimana terdapat arca-arca, Njambangan, foto-foto sejarah, serta dokumen atau catatan sejarah yang disimpan oleh juru kunci, didukung dengan referensi jurnal terdahulu dan karya ilmiah lainnya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Sejarah Situs Njahi Bodo dan Ritual Siraman Barongan berawal dari singgahnya Mpu Sindok ke lereng Gunung Wilis, namun hal ini tidak dapat dipastikan sebab tidak ditemukan bukti sejarah berupa prasasti yang asli sampai sekarang. Kemudian perlindungan situs Njahi Bodo dan pelestarian budaya Siraman Barongan dilandaskan pada rasa cinta tanah air, kerukunan masyarakat sendang, dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kelestarian warisan budaya tradisional sehingga kedua warisan budaya ini tetap terjaga sampai saat ini.
The Njahi Bodo site and the Siraman Barongan tradition are invaluable cultural heritage, so the outcomes of this research are very important as part of a patented historical archive and its existence is strengthened. This tradition is a procession of jaranan, reog, and various other cultural arts from art groups throughout Sendang sub-district which is held in Sendang Village every anniversary of the independence of the Republic of Indonesia on August 17. This research aims to answer how the History of the Njahi Bodo Site and the Siraman Barongan Ritual, as well as how the protection and preservation of the traditional cultural heritage. This research uses a qualitative research method that analyzes in depth the data obtained by interviewing the caretaker, customary leaders, and the head of Sendang village, observation and documentation at the Mbah Bodo site where there are statues, Njambangan, historical photographs, and historical documents or records kept by the caretaker, supported by references to previous journals and other scientific works. The results of the study explain that the History of the Njahi Bodo Site and the Siraman Barongan Ritual originated from the visit of Mpu Sindok to the slopes of Mount Wilis, but this cannot be confirmed because no historical evidence in the form of original inscriptions has been found until now. Then the protection of the Njahi Bodo site and the preservation of the Siraman Barongan culture are based on a sense of love for the country, the harmony of the sendang community, and awareness of the importance of preserving traditional cultural heritage so that these two cultural heritages remain intact.