SIMBOLISME DAN MAKNA FILOSOFIS DALAM PAKAIAN ADAT SUKU HULONTALO
Kata Kunci:
Pakaian Adat Pernikahan, Simbolisme, Makna Filosofis, GorontaloAbstrak
Pakaian adat Gorontalo tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi memiliki simbolisme dan makna filosofis yang mendalam dalam budaya masyarakatnya. Artikel ini mengkaji mengenai makna yang terkandung dalam pakaian adat pernikahan Gorontalo yaitu bili’u dan makuta dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui tahap observasi dan wawancara, artikel ini menjelaskan bahwa pakaian adat Gorontalo menyimpan kekayaan simbolisme dan makna filosofis mendalam yang menjadi cerminan identitas budaya yang kuat, sekaligus wadah untuk menyampaikan nilai-nilai sosial dan moral yang dipegang teguh oleh masyarakat mulai dari warna, bentuk, hingga aksesori mengandung pesan tersendiri yang mengungkap nilai-nilai luhur yang diwariskan turun temurun. Dimulai dengan makna simbolik di balik unsur-unsur pakaian adat pengantin perempuan Gorontalo yang disebut dengan bili’u sebagai penanda penobatan seorang gadis menjadi ratu rumah tangga dan pakaian pengantin laki-laki yang dalam tradisi pernikahan masyarakat Gorontalo disebut tudung makuta, yaitu tutup kepala berbentuk bulu unggas, menjulang ke atas menyerupai huruf Alif dengan bagian belakang yang terkulai melambangkan keesaan Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus selalu mengingat bahwa kekuasaan yang dimiliki adalah amanah dari Tuhan. Dengan memahami makna di balik setiap elemen pakaian adat, kita dapat menyelami lebih dalam nilai-nilai luhur yang membentuk karakter bangsa ini dan dapat lebih menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa ini.